Illustrasi Pemindahan Istana Negara |
Pemerintah Indonesia sejak masa Pemerintahan Presiden Soekarno sudah mewacanakan pemindahan ibukota Indonesia dari Jakarta ke Palangkaraya, namun sampai akhir masa kepemimpinan Beliau wanaca ini tidak terlaksana. Masa Presiden Soeharto pun sempat terdengar isu pemindahan ibu kota ke jonggol di Kabupaten Bogor tapi sampai akhir kepemimpinannya selama 32 tahun tetap saja tidak terealisasi. Dilanjutkan lagi pada masa kepresidenan Susilo Bambang Yudoyono sempat menawarkan untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta sebagai solusi mengatasi kemacetan dan kebanjiran yang sudah menjadi rutinitas tahunan ketika masuk musim penghujan.
Tahun 2015 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo wacana pemindahan ibu kota mulai diseriusi dengan meminta Bappenas untuk mengkaji rencana pemindahan Ibu kota. Permintaan Presiden pun langsung diproses oleh Bappenas sehingga ketika Rapat Kabinet Terbatas Bappenas memberikan beberapa opsi kepada Presiden, berikut pilihannya:
- Ibu Kota tetap di Jakarta , namun dibangun distrik khusus untuk pemerintahan.
- Memindahkan ibu kota ke daerah lain yang berjarak 50 – 70 KM dari Jakarta
- Dan memindahkan ibu kota ke luar Pulau Jawa.
Dari 3 opsi tersebut Presiden memilih opsi ketiga sebagai opsi yang paling ideal. Sebenarnya pemindahan ibu kota negara bukanlah hal yang jarang terjadi karena beberapa negara sudah pernah melakukan hal ini, contoh saja Brazil yang memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia di tahun 1961. Terbukti setelah beberapa dekade Brasilia menjadi kota terbesar di Brazil dengan penduduk mencapai 2,5 juta jiwa.
Menimbang beberapa alasan mendasar kenapa ibu kota Negara kita tercinta ini harus dipindah dari jakarta adalah karena terdapat masalah yang sudah mengakar di Jakarta, sehingga jakarta harus berbenah diri tanpa dibebani pusat pemerintahan negara. Ingin tahu alasan apa saja yang mengharuskan pemerintah memindahkan pusat pemerintahannya dari Jakarta? berikut akan saya rinci satu persatu alasannya:
1. Langganan Banjir
Banjir di bunderan HI |
Bencana banjir sudah menjadi bencana rutin di Kota Jakarta, entah di pemukiman warga ataupun di jalan-jalan raya. Hal ini disebabkan saluran air di Jakarta yang sudah sangat tercemar oleh sampah dan permukaan tanah yang semakin menurun, hal ini mengakibatkan ketika ada air kiriman dari bogor pertanda akan terjadi bencana banjir di Jakarta karena saluran air yang mampet karena sampah yang dibuang sembarangan. Dampak lain dari banjir adalah masyarakat kekurangan air bersih untuk dikonsumsi dan digunakan untuk MCK sehingga menghasilkan dampak lain seperti penyakit kulit dan sebagainya.
2. Kemacetan Merajalela
Kemacetan di Jakarta |
Provinsi Jakarta yang memiliki total luas mencapai 7.659 km² dihuni oleh 10.374.235 jiwa, berbanding jauh dengan salah satu provinsi di Pulau Kalimantan yakni Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki luas wilayah mencapai 146.807 km² hanya dihuni oleh 5.348.954 jiwa. Dari sini sudah sangat terlihat bahwa jakarta sudah terlalu padat sehingga terjadi kemacetan dimana-mana. Bahkan di tahun 2017 tercatat bahwa kerugian dari kemacetan dan tidak efisiennya penggunaan bahan bakar mencapai 65 Trilyun Rupiah. Kerugian yang amat banyak itu jika digunakan untuk pembangunan daera lain tentu akan lebih bermanfaat.
3. Pemerataan pembangunan
Pemerataan pembangunan |
Jika ibu kota dan pusat pemerintahan Indonesia resmi dipindahkan ke Pulau Kalimantan tentu akan berdampak positif pada pemerataan pembangunan daerah, baik segi ekonomi dan lainnya. Sebab dari semua pulau di Indonesia sampai saat ini semua pusat perekonomian berpusat di pulau Jawa, jika pusat pemerintahan sudah dipindahkan ke luar pulau jawa, masyarakat berharap pulau-pulau lainnya mendapatkan perubahan yang semakin positif.
Dari 3 alasan tersebut sudah bisa kita ambil kesimpulan bahwa pusat pemerintahan dan ibu kota Indonesia harus segera dipindahkan, biarkan Jakarta berbenah diri tanpa dibebani pusat pemerintahan lalu dengan dipindahnya pusat pemerintahan ke pulau lain diharapkan bisa memajukan segala sektor pulau lain baik di bidang ekonomi ataupun lainnya.
0 comments:
Post a Comment