Webinar Sahabat Bunda Generasi Maju |
“Mengelola Emosi Positif Bunda dalam Pengasuhan si Kecil”, itulah tema webinar SBGM (Sahabat Bunda Generasi Maju) yang diadakan khusus untuk ibu-ibu mendidik anak dan mengelola segalanya di rumah. Kegiatan webinar ini diselenggarakan sekaligus untuk meramaikan hari IBU yang bertepatan pada tanggal 22 Desember 2021. Alhamdulillah saya berkesempatan mengikuti #webinarsahabatbundagenerasimaju yang sangat memotivasi ini.
Banyak sekali ilmu-ilmu baru yang saya dan peserta lain dapatkan dari webinar ini, salah satunya seputar emosi. Banyak orang mengartikan kata emosi dengan “marah” padahal emosi adalah segala luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Jadi singkatnya rasa sayang, cemas, gundah, bahagia dan cinta pun disebut bagian dari emosi.
Seperti halnya saat ini pemerintah menyiarkan bahwa muncul varian covid baru bernama omicron yang katanya cepat sekali penyebarannya. Hal ini membuat saya pribadi cemas dengan kesehatan keluarga kecil kami. Apalagi Abi keluar rumah setiap hari untuk mencari rezeki. Rasa cemas, gundah dan galau sering menyelimuti hati dan fikiran. Ini sih amit-amit ya, ada salah satu keluarga saya baik anak atau suami tertular covid. Walaupun sebenarnya keluarga kami termasuk alumni covid-19. Kami tetap mencegahnya dengan bersih-bersih badan dan langsung ganti baju setelah berpergian keluar rumah serta tetap memakai masker ketika keluar rumah dan menjaga jarak.
Yaa, pada bulan Juni lalu kami sekeluarga mulai dari bapak, ibu, adik, suami dan saya terserang virus covid-19. Satu rumah positif semua, tapi yang paling saya kagumi adalah IBU. Walaupun merasa demam, lemas dan tidak enak badan tetap berusaha mengurusi kami semuanya. Mulai dari beli obat, nyaiapin makan dan lain-lain. Semuanya masih beliau lakukan demi kami, anak dan suaminya.
Sekelumit kisah kami adalah salah satu gambaran kecil tentang mengelola emosi. Merasakan cemas, galau, takut, was-was dan stress adalah hal yang sangat wajar. Karena emosi-emosi tersebutlah yang menjadi alarm dalam melindungi diri.
Webinar SBGM dengan pemateri seorang yang expert di bidang psikologi yakni bunda Nina kemarin sangat banyak insight yang saya dapatkan. Walaupun hanya 2 jam tapi rasanya seperti satu semester, karena materinya yang sangat kompleks serta penjelasannya yang terperinci membuat saya pribadi merasa sangat bodoh. Ternyata banyak sekali hal yang belum saya ketahui. Beruntung sekali saya bisa mengikuti acara webinar ini.
Webinar Sahabat Bunda Generasi Maju |
Webinar ini dibuka oleh Bunda Flora Pramasari selaku Head of Careline & Communities Danone SN Indonesia. Flora Pramasari menyampaikan,
“Danone SN Indonesia bersama Sahabat Bunda Generasi Maju sangat memahami bahwa ibu memiliki peran yang sangat penting untuk anak dan keluarga. Kami meyakini bahwa pengasuhan yang sehat agar anak dapat tumbuh menjadi generasi maju harus dimulai dari Ibu yang sehat juga secara mental. Untuk itu, bertepatan dengan momen Hari Ibu, kami mengadakan webinar dengan mengangkat tema tentang ‘Mengelola Emosi Positif Bunda dalam Pengasuhan si Kecil’ untuk menjadi wadah edukasi, konsultasi, dan berbagi antar para Bunda bersamaan dengan para narasumber ahli. Acara ini juga bertujuan untuk memberikan apresiasi bagi para Bunda yang telah gigih mengemban peran ganda dalam mengasuh anak dan mengurus segala pekerjaan rumah tangga selama ini. Tidak hanya itu, kami berharap terbentuk juga kerekatan antara SBGM dan Bunda melalui kegiatan ini dan berbagai layanan Call Center SBGM yang hadir selama 24 jam,”
Dukungan dari Danone SN Indonesia ini sangat membantu para bunda di seluruh penjuru Indonesia. Menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar tumbuh kembang anak melalui nomer WhatsApp 082-360-360-660 yang siap membantu 7x24 jam ya bun.
Dalam webinar ini juga hadir Bunda Dilla Dinda Faradhilla, Amd.Gz sebagai perwakilan dari sahabat Bunda Generasi Maju Danone SN Indonesia dan dimoderatori oleh Kak Radin Arsy yang tak kalah seru asiknya dengan para narasumber.
Kondisi Bunda di Masa Pandemi
Di masa pandemi emosi Bunda tentu seperti naik roller coaster yang selalu naik dan turun. Saya harus melakukan berbagai macam peran dalam satu waktu mulai dari memasak, berjualan, mengurus anak, mencuci,membereskan rumah dan terakhir menjadi seorang blogger.
Rasanya sangat nano-nano ya bun, rasa lelah, jenuh dan stress selalu menghantui setiap hari. Apalagi di masa pandemi seperti ini, tidak bisa jalan-jalan bebas kesana-kemari tanpa ada rasa cemas dan takut tertular covid.
Menurut bunda Nina pada masa pelik seperti ini harus pintar-pintar mengelola emosi positif. Dengan begitu di masa depan Bunda akan menjadi pribadi yang lebih baik. Begitu pula seblaiknya jika Bunda tidak bisa mengelola emosi akan berdampak negatif bagi diri Bunda pribadi dan keluarga. Parahnya lagi jika tak terbendung dan semakin parah sampai stress Bunda harus segera konsultasikan dengan psikolog untuk menyembuhkannya.
Gangguan Psikologi Selama Masa Pandemi
Ada banyak gangguan psikologis yang datang di masa pandemi seperti ini. seperti halnya fobia, stress, panic buying, mood tidak stabil, kecanduan main game, kecanduan rebahan dan lain-lain.
Walau banyak gangguan tapi alhamdulillah selama masa pandemi ini bisa merintis sedikit bisnis yang saya tekuni dari rumah. mulai dari jualan es sop buah, es campur, es teler, salad buah, melon sago dan lain-lain. Semuanya saya lakukan dari rumah. pesanan pun diantar ke sekitar dusun saya tinggal saja. Jadi masih aman dari virus covid ya Bunda.
Jenis Emosi
Seperti yang saya sebut di awal, emosi itu banyak sekali. Bahkan jika diteliti lebih lanjut menurut Bunda Nina jumlah keseluruhan emosi mencapai ratusan. Semuanya punya manfaat tersendiri dan boleh dirasakan semuanya ya bun.
Jangan sampai menahan emosi ya Bunda. Ada istilah Toxic Positivity. Contohnya mengucapkan: eh ga boleh sedih, eh gaboleh nangis, ga boleh marah ihh. Hal ini sangat dilarang ya Bunda. Menerima emosi adalah hal yang harus dilakukan. Semakin Bunda menolak emosi dalam diri akan timbul tekanan dalam batin dan berakibat stress.
Apa sih stress itu? Stress adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi keadaan fisik manusia tersebut.
Sebagai generasi sandwich, bunda dan ayah berada diantara 2 kepentingan. Kepentingan bertanggungjawab pada pengasuhan dan pendidikan anak dengan baik dan tidak bisa abai dengan kesehatan serta kesejahteraan kakek dan nenek anak-anak.
Kondisi inilah yang biasanya menjadi sumber stress. Bisa dari anak atau bisa juga dari orang tua. Jika tak pandai mengelolanya tentu akan menjadi stress yang tak kunjung sembuh.
Supaya terhindar dari stress ada beberapa tips yang disampaikan dalam materi Bunda Nina ya Bunda:
Tips Terhindar dari stress 1 |
Tips Terhindar dari stress 2 |
Tips Terhindar dari stress 3 |
Tips Tehindar dari stress 4 |
Tips Terhindar dari stress 5 |
Tips Terhindar dari stress 6 |
Tips Terhindar dari stress 7 |
Jika masih belum bisa teratasi setelah melakukan tips dari Bunda Nina segera buat janji dengan psikolog ya bunda.
Kalau saya pribadi saat stress datang mudah saja mengobatinya. Cukup keluar rumah sebentar dengan suami dan anak, jalan-jalan beli jajanan sekitaran komplek. Selesai deh hilang stressnya, ga perlu ribet-ribet ya bunda. Hehe
Jadi kesimpulannya, jangan pernah menahan emosi yang datang karena tanda jiwa kita masih hidup adalah punya emosi. Jika terus ditahan akan berdampak pada psikis Bunda sendiri dan berakibat fatal hingga stress yang akan berdampak negatif pada anak, suami dan keluarga Bunda.
Jika Bunda bisa mengelolanya dengan baik tentu akan memudahkan bunda menjalankan tanggung jawab sebagai ibu bagi anak-anak dan tanggungjawab sebagai anak kepada orang tua.
Ingat! Jika stress telah overload segera konsultasikan dengan psikolog kepercayaan bunda yaa.
Tetap jaga kesehatan di masa pandemi ini ya bunda..
Salam Sahabat Bunda Generasi Maju.
Ibu hamil butuh banget support system, nggak suami ya, tapi keluarga juga ikut mendukung ibu hamil, apalagi pandemi gini, banyak kekhawatiran di benak bumil. Suka nih sama tipsnya, berasa ikutan kenal sama emosi pada diri, meski belum jadi bumil
BalasHapusBapak-bapak wajib memperhatikan ini juga deh kayaknya kak
BalasHapusDuh ini kok iya banget sihh, selama pandemi kadang emosi tuh ngga terkontrol. tpi kalau dipendam juga jadinya bikin sakit, stress, ngga sehat gitu kan yaa :(( thanks banget artikelnya mba
BalasHapusPenting banget loh bun jaga emosi mamak mamak selama stay at home. Gak lucu kalau ibu stress berkepnjanga. Bisa-bisa anak gak ada yang nemenin PJJ ya
BalasHapusKelola stres di masa pandemi ini memang sesuatu yak. Ngadepin WFH yang mungkin jadi jemu.
BalasHapusApalagi buat para emak yang tiap hari anaknya PJJ, wahh memang perlu sih psikis nya dijaga
iya bangettt, masa masa pandemi apalagi di awal tuh bikin kaget dan banyak mood swing nya parah! Setujuu, aku ngerasain banget sih perbaikan mood pas udh mulai hidup lebih sehat, rajin olahraga, makan makanan sehat juga, plus terus bersosialisasi sama temen2 walaupun via video call atau telpon aja
BalasHapuswah ini tipsnya bener banget nih, sebagai seorang ibu harus mengelola emosi positif biar tetap waras yaaa, karena memang buibu itu rentan sekali secara psikologis
BalasHapussuka banget semuanya betul ternyata kondisi tubuh itu berpengaruh dengan psikis kita, harus mewaraskan diri, justru kalau mengeluarkan uneg-uneg itu dapat lebih menenangkan hati ya ketimbang dipendam sendiri. Alhamdulillah bisa melewati pandemi ini dengan selalu interaksi juga dengan teman-teman jadi terasa lebih ringan
BalasHapusAku dulu juga stres banget pas positif COVID. Belum lagi bunda juga ikutan sakit. Untung aja beliau tdk ikutan positif. Padahal aku udah was2 aja kalo beliau kena.
BalasHapusBeruntung aku punya keluarga yang positive thinking banget plus tetangga juga respect dan saling mendukung kalo ada tetangganya yang sakit. Entah sekadar menengok dari jauh/mengirimin makanan, mereka selalu lakukan. Atau yang paling gampang, berkabar dan saling menyemangati via WhatsApp atau telpon.
Materi yang diusung Sgm ini bagus. Dan emang ,kalau denger kata emosi kak mikirnya marah. Hehe
BalasHapusMemang sebaiknya jangan menahan emosi. Itu tidak baik. Tapi juga jangan mudah lepas kendali. Itu prinsip saya dalam mengelola emosi.
BalasHapusEH iya, kayaknya saya ikut webinar ini nih. Materinya bagus. Ada praktik mengelola emosi dari pernafasan juga
Bener bun. Mengelola stress di masa pandemi itu penting biar sehat jiwa raga. Apalagi klo denger ada varian baru omicrom itu. Duh.. Semoga kita semua sehat ya
BalasHapuswah bener banget nih, emosi memang kudu dikelola ya, kalau enggak semua urusan jadi runyam hihi..
BalasHapusWah setuju banget sih, tanda jiwa yang masih hidup adalah punya emosi. Jadi harus bisa tau cara dan teknik meluapkannya ya..
BalasHapusBener banget emosi kudu dikelola dengan baik biar gak stres. Saya juga kalau dah agak stres karena kerjaan yg gak ada hentinya akan mlipirsebentar keluar rumah untu santuy sejenak.
BalasHapusBerdiskusi aktif masalah pengasuhan dan emosi yang meliputi kesehatan mental seorang Ibu ini memang sangat kompleks. Setelah webinar, jadi banyak insight yang bisa didapatkan sehingga kita tidak abai dengan "emosi" yang dirasakan.
BalasHapusalhamdulillah anak-anakku gak ngalamin stress selama pandemi mba, ortunya yang stress, hihihi. anak - anak sih have fun aja karena aku nya juga gak menunjukan emosi yang over selama pandemi. karena aku juga sama kaya mba, stress dikit langsung tancap gas boyong satu keluarga naik motor keliling komplek, hihihi
BalasHapusBersyukur juga dapat kesempatan juga ikut webinar ini pas hari ibu kemarin dan dapat pencerahan mengenai cara mengelola emosi positif saat menghadapi si kecil. Harus pintar-pintar mengatur napas nih biar gak melebihi 20* dalam semenit :D
BalasHapus